Allahu Akbar

Allahu Akbar

Minggu, 04 Januari 2015

Pre Eklamsi dan Eklamsi



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Preeklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi dan edema serta proteinuria yang timbul karena kehamilan yang umumnya terjadi setelah usia 20 minggu atau lebih awal yang hampir selalu terjadi pada primigravida dimana rahim untuk pertama kalinya menerima hasil pembuahan yang dapat menimbulkan reaksi terhadap kehamilan. Seorang wanita yang sudah menderita preeklampsia ringan lebih besar peluang untuk menderita preklampsia berat pada kehamilan berikutnya yang dapat menyebabkan tingginya morbilitas dan mortalitas terhadap ibu dan janinnya (Mochtar R, 1998, hal.201).
Penyebab preeklampsia belum diketahui sampai sekarang secara pasti, bukan hanya satu faktor melainkan banyak faktor dan besarnya kemungkingan preeklampsia akan menimbulkan komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian. Akan tetapi untuk mendeteksi preeklamsi sedini mungkin dengan melalui antenatal secara teratur mulai semester I sampai trimester III dalam upaya mencegah preeklampsia menjadi lebih. berat.
B.  TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui pengertian preeklampsia dan eklamsia
2.    Untuk mengetahui penyebab preeklampsia dan eklamsia
3.    Untuk mengetahui klafisifikasi preeklampsia dan eklamsia
4.    Untuk mengetahui Patalogi Preeklampsia
5.    Untuk mengetahui penatalaksanaan preeklampsia dan eklamsia






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Preeklampsia dan Eklamsia
Pengertian Preeklampsia Menurut Beberapa Pendapat :
a.  Preeklampsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, oedema ataupan keduanya yang terjadi akibat kehamilan minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatiformis yang luas pada villi korialis (Cunningham Mac Donald, 1955, hal 35).
b.  Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada molahidatidosa (Sorwono Prawiroharjo, 2002, hal. 281).
c.   Preeklampsia merupakan kumpulangejala yang timbul pada ibu hamil,bersalin dan masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuria dan edema kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma (Muchtar Rustam, 1998, hal.99).
Hipertensi Dalam Kehamilan adalah keadaan dimana tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg atau tekanan diastolik 15 mmHg atau kenaikan sistolik sebesar 30 mmHg.Tekanan darah harus paling sedikit dua kali dengan selang waktu 6 jam.


B.     Penyebab Preeklampsia dan Eklamsia
Penyebab preeklampsia sampai sekarang ini belum diketahui secara pasti, diduga sebagai salah satu penyebabnya yaitu:
1)     Vasopasmus, walaupun bukan merupakan penyebab primer akan tetapi vasopasmus ini akan menimbulkan berbagai gejala yang menyertai eklampsia.
2)     Teori lain yang banyak dikemukakan sebagai penyebab preeklampsia adalah ischemia plasenta.
3)     Keturunan atau faktor gen.
Jika ada riwayat preeklampsia/eklampsia pada ibu, faktor resiko meningkat sampai 25% dan bila ada sifat resesif, yang ditentukan genotip ibu dan janin.
4)     Teori Angiotensin
Pengeluaran renin dari ginjal mengakibatkan perubahan menimbulkan gejala yang menyertai preeklampsia yaitu adanya peningkatan darah.
C.    Klasifikasi Preeklampsia
Klasifikasi Preeklampsia dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
Preklampsia Ringan
1.  Tekanan 140/90 mmHg atau lebih diukur pada posisi kenaikan distolik 15 mmHg atau lebih. Agar kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih, cara pengukuran sekurang-kurangnya 2 kali pem dengan jarak rem 6 jam.
2.  Edema pada umumnya kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
3.  Proteinuria 0,3 gram atau lebih perliter dengan tingkat kualitas positif 1 sampai 2 pada urine keteter.
Preeklampsia berat
1.  Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan diastolik 10 mmHg atau lebih.
2.  Proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam.
3.  Oliguria, yaitu jumlah urine kurang dari 500 CC per 24 jam.
4.  Terdapat oedema paru atau sianosis (Mochtar Rustam, 1998, hal.201).
D.    Perubahan Patofisilogi Preeklampsia
1.         Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsis ginjal ditemukan spasme yang hebat pada arteriola glomerolus.Pada beberapa kasus,lumen arteriola mengecilsehingga hanya dap[at dilalui oleh satu sel darah merah.Jadi jika spasme arteriola ditemukan di seluruh tubuh maka dapat dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat merupakan usaha untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer,agar oksigenasi jarintan dapat dicukupi.Sedangkan kenaikan berat badan dan edema di sebabkan oleh penimbunan air,sedangkan proteinuria disebabkan oleh spssme arteriola sehingga terjadilah perubahan pada glomerolus. (Mochtar Rustam,1998 hal.199)
2.         Vasospasme merupakan dasar patofisiolagi preeklampsia dan eklampsia. Penyempitan vaskuler menyebabkan hambatan aliran darah yang menerangkan proses terjadinya hipertensi. Kemungkinan vasospasme juga membahayakan pembuluh darah sendiri karena peredaran darah dalam vasa vasorum terganggu, sehingga terjadi kerusakan vaskuler.Lebih lanjut angiotensin II tampaknya mempengaruhi langsung sel endotel dengan membuatnya berkontraksi. Semua faktor ini dapat menimbulkan kebocoran sel endotel,sehingga melalui kebocoran tersebut, unsur-unsur pembentuk darah seperti trombosit dan fibrinogen tertimbun pada lapisan sub endotel. Perubahan vaskuler yang disertai dengan hipoksia pada laringan setempat dan sekitarnya diperkirakan menimbulkan perdarahan, nekrosis dan kelainan organ akhir lainnya yang sering dijumpai pada preeklampsia berat. (Williams,1995, hal. 779).
E.     Penatalaksanaan pre – eklamsia dan eklamsia
Tujuan penatalaksanaan tetap berupa : pencegahan konvulsi, pengendalian hipertensi yang berat dan tindakan melahirkan janin serta plasenta.
·         Penatalaksanaan awal pre eklasmsia yang rinan atau sedang mungkin bukan terapi farmakologis. Tirah baring yang disertai denganpemantaun yang cermat dirumah atau dirumah sakit dapat diperti,mabngkan. Melalui redistribusi sentral aliran darah, tirah baring akan memperbaiki perfusi darah plasenta, ginjal, jantung, otak serta hati dan menghilangkan keadaan iskemia. Posisi lateral kiri mungkin sudah optimal. Bila tirah baring akan dilaksanakan, resiko terjadinya kelainan tromboemboli perlu dipertimbangkan.
·         Diet yang mengandung 2 g natrium atau 4 -6 g NaCL yang cukup. Dalam kehamilan banyak membuang garam melalui ginjal,  tettapi pertumbuhan janin justru membutuhkan banyak garam, bila konsumsi garam dibatasi dapat di imbangi dnegan konsumsi susu atau air buah.
·         Diet diberiakan sukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam
·         Tidak diberikan obat diuretik dan sadatif (Sorwono Prawiroharjo, 2010, hal. 544).
Pemberian Magnesium Sulfat (MgSO4)
a.     Farmakodinamik
·      Magnesium sulfat lebih cepat dan efektif.
·      Magnesium sulfat pemberian melalui intravena
b.     Farmakokinetik
§  4 gram Magnesium Sulfat (MgSO4)
§  Absorpsinya mudah diserap dari tempat ijeksi, dalam pemberian suntik intramuskuler yang dalam ( regoi gluts) atau suntikan intravena dengan efek yang cepat.
§  Distribusi, magnesium sulfat akan melintasi palsenta dan mengenai janin, sawar darah atau sawar otak.
§  Eliminasi, di ginjal waktu paruh eliminasi magnesium adalah 4 jam pada kehamilan, tetpai waktu tersebut akan lebih lama lagi jika laju filtrasi glomerulus mengalami penurunan.
c.    Indikasi
§  Pre eklamsia dan eklamsia
d.    Kontra indikasi
§  Ibu hamil dengan penyakit renal, hepar, atau pernafasan dan penyakit jantung atau miastenia gravis
e.    Dosis
§  4 gram Magnesium Sulfat (MgSO4) : intravena ( 40 % dalam 10 cc ) selama 15 menit
§  Kalsium glukonas 10 % = 1 g ( 10 % dalam 10 cc ) diberikan intravena 3 menit. ( bila terjadi intoksikasi )
f.     Efek samping
Efek samping ( pada ibu )
§  Serangan eklamspia
§  Bradikardia, pelebaran kompleks, blok jantung, nyeri dada dan akhirnya henti jantung atau edema paru.
§  Mengganggu pembnetukan fibrin dalam koagulasi.
§  Menghambat kontraksi sketlet
§  Hipoksia
§  Penglihatan kabur, mual dan bicara pelo
§  Dieresis osmotic
§  Menurunkan frekuensi kontraksi rahim.
§  Hipokslsemia
Efek samping ( pada neonatus )
§  Depresi pernafasan pada neonates akan meningkat jjika magnesium diberikan dalam waktu dua jam sebelum melahirkan.
§  Penghambatan dalam pemberian ASI, jika bayi mengalai hipermagnesemia(Sue Jordan, 2004. 228 – 242).



































BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan


·         Hipertensi Dalam Kehamilan adalah keadaan dimana tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg atau tekanan diastolik 15 mmHg atau kenaikan sistolik sebesar 30 mmHg.Tekanan darah harus paling sedikit dua kali dengan selang waktu 6 jam. Dengan kenaikan tekanan darah di ikuti proteinurin dimananadanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam disertai odeme pada tungkai itu menrupakan tanda dari pre eklamsia.
·         Penatalaksanaan preklamsia
a.  Preklamsia ringan
Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup dan selulu anjurkan ibu untuk tirah baring memebantu dalam peredaran darah, diet dan tidak diberikanobat diuretic dan sadatif.
b.    Preklamsia berat
Pemberian magnesium sulfat dapat mencegah serangan kejang lebih lanjut pada keaadaan eklamsia yang sudah ditegakkan,
B.  Saran
·         Sebagai mahasiswa kebidanan semoga dengan makalah ini dapat membantu kita untuk mengatahui preklamsia dan eklamsia.
DAFTAR PUSTAKA


 
Cunningham, 1995, “Obstetri William”, EGC, Jakarta.

Jordan sue, 2004, “ farmakologi kebidanan “, penerbit buku kedokteran. EGC. Jakarta

Mochtar Rustam, 1998, “Sinopsis dan Patologi”, Yayasan Bina Pustaka, EGC, Jakarta.

Prawirohardjo Sarwono, 2002, “Ilmu Kebidanan”, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.